BUKITTINGGI, -- : Tiga oknum polisi di Polsek Kota Bukittinggi, Sumatra Barat, diduga telah melakukan tindak pidana penganiayaan terhadap Muryono (48), warga Jalan Perwira Ujung, Belakang Balok, Kota Bukittinggi. Penganiayaan tersebut dilakukan di hadapan anaknya, Jefri yang masih berumur lima tahun.
"Akibat penganiayaan saya mengalami rasa sakit pada dada, pipi sebelah kiri serta pinggang," kata Muryono di Rumah Sakit Achmad Muchtar (RSAM) Bukittinggi, Kamis (3/1/2013).
Penganiayaan bermula sewaktu korban yang sebagai petugas Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) memeriksa kran air di WC di Jenjang Gudang. Biasanya WC yang dijaga Surti yang merupakan adik ipar korban, ternyata mulai dijaga orang lain.
"Waktu ditanya kepada adik ipar saya kenapa orang lain menjaga WC, dijawabnya bahwa memang orang tersebut sekarang mengambil alih menjaga WC," kata korban.
Mendapat laporan dari adik iparnya itu, korban lantas menanyakan kepada penjaga WC yang baru itu. Antara keduanya sempat terjadi perdebatan. Oleh penjaga WC yang baru tersebut dihubungi temannya.
"Waktu itu saya tak tahu siapa yang dihubungi. Pembicaraan yang bersangkutan mengatakan bahwa ada orang mabuk datang," menurut cerita korban.
Sekitar pukul 18.00 WIB, Rabu (2/1), satu dari ketiga orang yang datang ke lokasi langsung memukuli korban. Korban baru mengetahui ketiganya anggota Polisi karena di pinggangnya terselip senjata api.
"Ketika saya terjatuh berguling di Jenjang Gudang sambil minta ampun, saya terus dipukuli dan ditendang. Setelah itu saya dinaikkan ke dalam mobil Kijang. Saat dinaikkan ke dalam mobil saya juga dipukuli lagi," katanya.
Kapolsek Kota Bukittinggi, Ediwarman, SH mengakui bahwa ketiga anggotanya yakni Guntur, Zulfan, dan Datuk telah diperiksa oleh anggota Propam Polres Bukittinggi.
Sementara Kepala Kepolisian Resor Kota Bukittinggi AKBP Eko Nugrohadi mengatakan pihaknya belum mengetahui pelaku penganiayaan karena masih dalam penyelidikan. "Kami masih melakukan penyelidikan sehingga tak bisa menyampaikan jenis penganiayaan yang dialami korban," kata dia -(lpt6)-
"Akibat penganiayaan saya mengalami rasa sakit pada dada, pipi sebelah kiri serta pinggang," kata Muryono di Rumah Sakit Achmad Muchtar (RSAM) Bukittinggi, Kamis (3/1/2013).
Penganiayaan bermula sewaktu korban yang sebagai petugas Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) memeriksa kran air di WC di Jenjang Gudang. Biasanya WC yang dijaga Surti yang merupakan adik ipar korban, ternyata mulai dijaga orang lain.
"Waktu ditanya kepada adik ipar saya kenapa orang lain menjaga WC, dijawabnya bahwa memang orang tersebut sekarang mengambil alih menjaga WC," kata korban.
Mendapat laporan dari adik iparnya itu, korban lantas menanyakan kepada penjaga WC yang baru itu. Antara keduanya sempat terjadi perdebatan. Oleh penjaga WC yang baru tersebut dihubungi temannya.
"Waktu itu saya tak tahu siapa yang dihubungi. Pembicaraan yang bersangkutan mengatakan bahwa ada orang mabuk datang," menurut cerita korban.
Sekitar pukul 18.00 WIB, Rabu (2/1), satu dari ketiga orang yang datang ke lokasi langsung memukuli korban. Korban baru mengetahui ketiganya anggota Polisi karena di pinggangnya terselip senjata api.
"Ketika saya terjatuh berguling di Jenjang Gudang sambil minta ampun, saya terus dipukuli dan ditendang. Setelah itu saya dinaikkan ke dalam mobil Kijang. Saat dinaikkan ke dalam mobil saya juga dipukuli lagi," katanya.
Kapolsek Kota Bukittinggi, Ediwarman, SH mengakui bahwa ketiga anggotanya yakni Guntur, Zulfan, dan Datuk telah diperiksa oleh anggota Propam Polres Bukittinggi.
Sementara Kepala Kepolisian Resor Kota Bukittinggi AKBP Eko Nugrohadi mengatakan pihaknya belum mengetahui pelaku penganiayaan karena masih dalam penyelidikan. "Kami masih melakukan penyelidikan sehingga tak bisa menyampaikan jenis penganiayaan yang dialami korban," kata dia -(lpt6)-
Posting Komentar