Paser-Kaltim, -- : Tindakan represif kepada wartawan yang sedang menjalankan tugas kembali terjadi. Kali ini wartawati Paser TV, Kalimantan Timur, Nurmila Sari Wahyuni atau biasa disapa Yuni menjadi korban amukan 16 lelaki.
Ironisnya, pemimpin pengeroyokan tersebut adalah seorang kepala desa. Akibat pengeroyokan dan penganiayaan tersebut, Yuni hingga saat ini masih dirawat di RSUD Panglima Kebaya. Tidak itu saja, Yuni pun kini mengalami keguguran karena diinjak-injak oleh pelaku.
Minggu (3/3), Yuni menceritakan kisah tragis yang dialaminya kemarin siang tersebut. Saat itu terdengar kabar bahwa ada perusakan rumah warga oleh sekelompok orang di Desa Rantaupanjang, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kaltim. Yuni pun segera bergegas menuju lokasi untuk melakukan peliputan.
Namun saat hendak pulang, tiba-tiba Yuni dihadang belasan pria. Mengetahui Yuni adalah wartawan, belasan pria itu langsung marah dan menganiayanya.
"Saya bilang, saya wartawan, mereka malah langsung jambak dari belakang, terus dibentak wartawan dilarang meliput di sini," kenang Yuni.
Belasan pria itu juga membawa parang, kampak dan senjata tajam lainnya saat mengintimidasi Yuni. Di antara belasan orang itu lalu muncul bos mereka yang tak lain adalah Kepala Desa Rantau Panjang, Ilyas.
Bukannya menolong Yuni, Ilyas malah ikut menganiaya anggota PWI itu. Yuni kemudian dirampas jaketnya, dan diambil kamera serta lensanya. Yuni juga diinjak-injak di bagian kaki, perut dan kepalanya oleh Ilyas dan anak buahnya.
"Baju saya koyak semua. Saya bilang waktu diinjak-injak itu kalau saya wartawan dan saya dilindungi UU, tetapi Kades itu malah bilang saya tidak tahu hukum dan di sini saya penguasa," terangnya.
Usai puas menganiaya, para pelaku dan Kades lalu meninggalkan Yuni. Yuni pun segera melapor kejadian itu ke Polres dan dilakukan visum. Namun karena lukanya yang parah, pihak RSUD akhirnya menyarankan Yuni diopnam.
"Kebetulan sata sedang isi beberapa minggu, karena pendarahan itu janin saya hilang. Saya cukup lama pendarahan," ujar Yani terisak.
Kapolres Paser AKBP Ismajudin saat dihubungi merdeka.com mengaku belum mendapat laporan atas penganiayaan tersebut. Namun dirinya berjanji akan segera mengusut peristiwa itu bila benar terjadi.
"Nanti akan saya cek ke kantor," imbuhnya. - (mdk) - .
Ironisnya, pemimpin pengeroyokan tersebut adalah seorang kepala desa. Akibat pengeroyokan dan penganiayaan tersebut, Yuni hingga saat ini masih dirawat di RSUD Panglima Kebaya. Tidak itu saja, Yuni pun kini mengalami keguguran karena diinjak-injak oleh pelaku.
Minggu (3/3), Yuni menceritakan kisah tragis yang dialaminya kemarin siang tersebut. Saat itu terdengar kabar bahwa ada perusakan rumah warga oleh sekelompok orang di Desa Rantaupanjang, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kaltim. Yuni pun segera bergegas menuju lokasi untuk melakukan peliputan.
Namun saat hendak pulang, tiba-tiba Yuni dihadang belasan pria. Mengetahui Yuni adalah wartawan, belasan pria itu langsung marah dan menganiayanya.
"Saya bilang, saya wartawan, mereka malah langsung jambak dari belakang, terus dibentak wartawan dilarang meliput di sini," kenang Yuni.
Belasan pria itu juga membawa parang, kampak dan senjata tajam lainnya saat mengintimidasi Yuni. Di antara belasan orang itu lalu muncul bos mereka yang tak lain adalah Kepala Desa Rantau Panjang, Ilyas.
Bukannya menolong Yuni, Ilyas malah ikut menganiaya anggota PWI itu. Yuni kemudian dirampas jaketnya, dan diambil kamera serta lensanya. Yuni juga diinjak-injak di bagian kaki, perut dan kepalanya oleh Ilyas dan anak buahnya.
"Baju saya koyak semua. Saya bilang waktu diinjak-injak itu kalau saya wartawan dan saya dilindungi UU, tetapi Kades itu malah bilang saya tidak tahu hukum dan di sini saya penguasa," terangnya.
Usai puas menganiaya, para pelaku dan Kades lalu meninggalkan Yuni. Yuni pun segera melapor kejadian itu ke Polres dan dilakukan visum. Namun karena lukanya yang parah, pihak RSUD akhirnya menyarankan Yuni diopnam.
"Kebetulan sata sedang isi beberapa minggu, karena pendarahan itu janin saya hilang. Saya cukup lama pendarahan," ujar Yani terisak.
Kapolres Paser AKBP Ismajudin saat dihubungi merdeka.com mengaku belum mendapat laporan atas penganiayaan tersebut. Namun dirinya berjanji akan segera mengusut peristiwa itu bila benar terjadi.
"Nanti akan saya cek ke kantor," imbuhnya. - (mdk) - .
Posting Komentar