JAKARTA - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Front Komunitas Mahasiswa Bawah Tanah (Forkombat) kembali mendatangi Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (11/2/2013).
Sama seperti tuntutannya minggu lalu, mereka mendesak KPK segera mengusut dugaan keterlibatan Menko Perekonomian Hatta Rasaja, terkait dana hibah KRL yang merugikan keuangan negara hingga puluhan miliar Rupiah.
"Kami berharap KPK memihak suara rakyat, dan mampu menuntaskan mafia korupsi dana hibah KRL," kata Aziz saat berorasi di halaman Kantor KPK, Jakarta.
Para pendemo juga membentangkan spanduk bertuliskan 'usut tuntas mafia dana hibah KRL'.
Menurut Aziz, sebagai seorang pejabat negara, terlebih menteri yang membidangi ekonomi, Hatta seharusnya memberikan gagasan yang baik untuk meningkatkan ekonomi rakyat Indonesia.
Aziz sebagai perwakilan aksi, akhirnya disambut pihak pengaduan masyarakat KPK. Pendemo memberikan sebuah boneka babi sebagai simbol KPK untuk menuntaskan keserakahan pelaku korupsi.
Pemerintah Jepang memberikan bantuan KRL kepada Departemen Perhubungan pada 2006-2007, saat Hatta menjabat sebagai Menhub, dengan nilai proyek Rp 48 miliar.
Proyek tersebut diduga sudah mengalami penggelembungan biaya transportasi pengiriman mencapai 9 juta Yen. Negara ditaksir mengalami kerugian sebesar Rp 11 miliar.
Pada perkara ini, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta baru memvonis satu orang terdakwa, yaitu Soemino Eko Saputro, mantan Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Soemino, yang divonis tiga tahun penjara pada 28 November 2011.
Soemino terbukti bersalah mengambil uang negara dalam proses pengangkutan 60 unit kereta listrik dari Jepang. Sementara, dugaan keterlibatan besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sudah dilaporkan oleh masyarakat ke KPK sejak tahun lalu. - (trbn) - .
Posting Komentar